GADIS PEMINTA-MINTA
Oleh :
Toto Sudarto Bachtiar
Toto Sudarto Bachtiar
Setiap kali bertemu,
gadis kecil berkaleng kecil
Senyummu terlalu kekal untuk kenal duka
Tengadah padaku, pada bulan merah jambu
Tapi kotaku jadi hilang, tanpa jiwa
Senyummu terlalu kekal untuk kenal duka
Tengadah padaku, pada bulan merah jambu
Tapi kotaku jadi hilang, tanpa jiwa
Ingin
aku ikut, gadis kecil berkaleng kecil
Pulang ke bawah jembatan yang melulur sosok
Hidup dari kehidupan angan-angan yang gemerlapan
Gembira dari kemayaan riang
Pulang ke bawah jembatan yang melulur sosok
Hidup dari kehidupan angan-angan yang gemerlapan
Gembira dari kemayaan riang
Duniamu
yang lebih tinggi dari menara katedral
Melintas-lintas di atas air kotor, tapi yang begitu kau hafal
Jiwa begitu murni, terlalu murni
Untuk bisa membagi dukaku
Melintas-lintas di atas air kotor, tapi yang begitu kau hafal
Jiwa begitu murni, terlalu murni
Untuk bisa membagi dukaku
Kalau
kau mati, gadis kecil berkaleng kecil
Bulan di atas itu, tak ada yang punya
Dan kotaku, ah kotaku
Hidupnya tak lagi punya tanda
Bulan di atas itu, tak ada yang punya
Dan kotaku, ah kotaku
Hidupnya tak lagi punya tanda
Memahami
Puisi, 1995
Mursal Esten
Mursal Esten
Dalam
analisis atau pendekatan fenomenologis ada dua tipe tanda, yaitu indikasi dan
ekspresi.Indikasi adalah tanda yang maksud pokoknya hanya menghadirkan objek
tanpa mengetahui maksud tanda itu.Sedangkan ekspresi adalah tanda yang
diarahkan pada objek tertentu menurut akal budi dan pengetahuan.Dari landasan
teori tersebut maka puisi “Gadis Peminta-Minta” memiliki banyak aspek tanda
yang perlu dianalisis terkait indikasi dan ekspresi, sebagai berikut.
Setiap kali bertemu, gadis kecil berkaleng kecil
Senyummu terlalu kekal untuk kenal duka
Tengadah padaku, pada bulan merah jambu
Tapi kotaku jadi hilang, tanpa jiwa
Senyummu terlalu kekal untuk kenal duka
Tengadah padaku, pada bulan merah jambu
Tapi kotaku jadi hilang, tanpa jiwa
Indikasi
yang ditemukan pada bait puisi di atas menggambarkan seorang gadis yang membawa
sebuah kaleng kecil, dia tersenyum sambil menyodorkan kaleng kecilnya kepada
orang-orang di kota. Indikasi ini merupakan gambaran yang hanya dapat ditangkap
oleh indera pengelihatan atau mata sesuai dengan deskripsi benda itu tanpa ada
persepsi lain.
Ekpresi
tanda dari bait puisi di atas dapat ditemukan pada beberapa kata, misalnya:
tanda “gadis kecil berkaleng kecil”, tanda ini mengacu pada sebuah fenomena
yang sering ditemui dalam realitas kehidupan anak jalanan. Seorang gadis kecil
peminta-minta yang membawa kaleng kecil ditangannya.Artinya, seberapa keras
gadis kecil itu meminta-minta, hasil yang diperoleh tidaklah banyak karena
kemampuan dan pengalaman hidupnya masih sedikit.Hal ini ditandai dengan kaleng
kecil ditangannya.
“Senyummu
terlalu kekal untuk kenal duka”, menandakan bahwa gadis kecil peminta-minta
tersebut akan selalu tersenyum meskipun dirinya berada pada kondisi kedukaan.
Gadis kecil peminta-minta itu selalu tersenyum dan tidak tahu bahwa sebenarnya
dirinya dalam kedukaan.
“Tengadah
padaku, pada bulan merah jambu”, baris dari bait tersebut menandakan bahwa
gadis itu sedang melakukan aktivitas meminta-minta dan meminta pada orang-orang
yang masih memiliki cinta kasih kepada sesama.
“Tapi
kotaku jadi hilang, tanpa jiwa”, menandakan bahwa banyak dari manusia-manusia
itu sudah kehilangan hati nurani untuk mengasihi dan menyayangi sesama.
Ingin aku ikut, gadis kecil berkaleng kecil
Pulang ke bawah jembatan yang melulur sosok
Hidup dari kehidupan angan-angan yang gemerlapan
Gembira dari kemayaan riang
Pulang ke bawah jembatan yang melulur sosok
Hidup dari kehidupan angan-angan yang gemerlapan
Gembira dari kemayaan riang
Indikasi
dari bait tersebut adalah seseorang yang tadi dimintai oleh gadis kecil itu
merasa iba dan ingin ikut pulang dengan gadis kecil peminta-minta itu ke bawah
jembatan. Sedangkan ekspresi yang ditandakan pada bait tersebut, yaitu:
“Hidup dari kehidupan angan-angan yang gemerlapan
Gembira dari kemayaan riang”
Gembira dari kemayaan riang”
Baris
puisi ini menandakan bahwa kehidupan yang selama ini dijalani oleh gadis kecil
peminta-minta hanya berisi angan-angan dan kegembiraaan yang kosong.Dia hidup
dari sebuah ketiadaan.
Duniamu yang lebih tinggi dari menara katedral
Melintas-lintas di atas air kotor, tapi yang begitu kau hafal
Jiwa begitu murni, terlalu murni
Untuk bisa membagi dukaku
Melintas-lintas di atas air kotor, tapi yang begitu kau hafal
Jiwa begitu murni, terlalu murni
Untuk bisa membagi dukaku
Bait
puisi di atas melukiskan bahwa dunia yang diangankan oleh gadis kecil peminta-minta
jauh melebihi semua kemegahan dan kemewahan yang ada. “Menara katedral”
merupakan tanda keagungan dan kemewahan. “Melintas-lintas di atas air kotor,
tapi yang begitu kau hafal”, baris puisi tersebut merupakan tanda bahwa ia atau
gadis kecil peminta-minta itu sangat lekat dengan kehidupan bawah jembatan,
atau lekat dengan sungai yang kotor. Kehidupan yang dijalaninya pun juga dekat
sekali dengan hal yang kotor.
“Jiwa
begitu murni, terlalu murni
Untuk
bisa membagi dukaku”
“Aku”
dalam hal ini merasa sangat iba dan empati terhadap gadis kecil itu, hingga ia
tidak bisa membagi dukanya. Ia hanya bisa menyimpan dukanya sendiri yang tidak
terbendung.
Kalau kau mati, gadis kecil berkaleng kecil
Bulan di atas itu, tak ada yang punya
Dan kotaku, ah kotaku
Hidupnya tak lagi punya tanda
Bulan di atas itu, tak ada yang punya
Dan kotaku, ah kotaku
Hidupnya tak lagi punya tanda
Maksud
dari bait puisi tersebut sebagai berikut.
Gadis
kecil peminta-minta menggambarkan atau mewakili peminta-minta pada umumnya, dan
hal ini menggambarkan sebuah kemelaratan di tengah-tengah kemewahan. Jika gadis
kecil peminta-minta itu mati yang tadi telah dijelaskan bahwa gadis kecil itu
perwakilan dari peminta-minta pada umumnya maka tidak ada lagi kekontrasan yang
ada di kota. Artinya, tidak akan da orang atau pihak yang meminta dan memberi
pertolongan. Lebih jauh lagi, makna dari matinya gadis kecil peminta-minta itu adalah
hilangnya cinta kasih pada sesama dalam suatu entitas masyarakat yang dipenuhi
dengan kemegahan.
Aliran Moscow Tartu
Aliran Moscow tartu adalah aliran
semiotik yang mengutamakan keseluruhan teks dalam sebuah karya sastra, teks
dasarnya merupakan sistem model pertama, akan terbatas sesuai dengan tujuan
analisis yaitu hubungan dengan sistem model lainya. Teks merupakan maha tanda,
rangkaian teks pada karya sastra mempunyai banyak tanda yang terkandung di
dalam teks tersebut.
Rangkaian
teks puisi diatas menggambarkan tentang keadaan sosial yang terjadi di
masyarakat, teks puisi tersebut berhubungan dengan kehidupan orang-orang yang
tinggal dibawah jembatan.Orang-orang yang terpinggirkan karena keadaan
ekonominya yang kekurangan, mereka yang hidup dibawah jembatan hanya bisa
membayangkan kehidupan yang mewah, puisi tersebut menggunakan aku lirik yang
menceritakan kehidupan dibawah jembatan.
Pada
bait puisi :
Setiap
kali bertemu, gadis kecil berkaleng kecil
Senyummu terlalu kekal untuk kenal duka
Tengadah padaku, pada bulan merah jambu
Tapi kotaku jadi hilang, tanpa jiwa
Senyummu terlalu kekal untuk kenal duka
Tengadah padaku, pada bulan merah jambu
Tapi kotaku jadi hilang, tanpa jiwa
Bait
puisi tersebut menggambarkan aku (penulis) melihat keceriaan gadis kecil yang
begitu polos dan riang hingga tidak mengenal duka atau kesedihan. Gadis kecil
berkaleng yang menandakan seorang yang kekurangan tetapi tetap bisa tersenyum
dan riang gembira dengan kepolosonya dan melupakan segala kedukaan yang
dihadapi nya.
Ingin aku ikut, gadis
kecil berkaleng kecil
Pulang ke bawah jembatan yang melulur sosok
Hidup dari kehidupan angan-angan yang gemerlapan
Gembira dari kemayaan riang
Pulang ke bawah jembatan yang melulur sosok
Hidup dari kehidupan angan-angan yang gemerlapan
Gembira dari kemayaan riang
Gadis
kecil itu tinggal dibawah jembatan, yang kehidupanya sangat menyedihkan dan
hanya bisa berangan-angan tentang kehidupan yang layak.Tetapi gadis kecil itu
tidak menghiraukan keadaanya yang sengsara itu, hanya dengan membayangkan
kehidupan yang enak saja gadis kecil itu sudah bahagia dan riang gembira.
Duniamu yang lebih
tinggi dari menara katedral
Melintas-lintas di atas air kotor, tapi yang begitu kau hafal
Jiwa begitu murni, terlalu murni
Untuk bisa membagi dukaku
Melintas-lintas di atas air kotor, tapi yang begitu kau hafal
Jiwa begitu murni, terlalu murni
Untuk bisa membagi dukaku
Dunia
angan-angan gadis kecil tersebut yang begitu tinggi, menggambarkan bahwa gadis kecil
tersebut hanya bisa menghayalkan segala yang diinginkanya hingga khayalanya
atau dunianya sangat tinggi melebihi menara katedral, walaupun kenyataanya
gadis kecil tersebut hanya hidup diatas air yang kotor karena memeang dia hidup
dibawah jembatan. Gadis kecil yang begitu murni jiwanya, menunjukan kepolosan
dan keikhlasan dalam menjalani kehidupan sehingga aku (penulis) tidak akan
pernah bisa membagi duka.
Kalau kau mati, gadis
kecil berkaleng kecil
Bulan di atas itu, tak ada yang punya
Dan kotaku, ah kotaku
Hidupnya tak lagi punya tanda
Pada bait tersebut menggambarkan jika gadis
kecil yang ceria itu mati, mungkin tidak ada lagi yang menganggap bulan itu
special, seperti gadis kecil yang hanya bisa berangan-angan tentang kehidupan
yang lebih baik yang diibaratkan bagaikan bulan yang jauh dan sulit untuk
dicapai.Bulan di atas itu, tak ada yang punya
Dan kotaku, ah kotaku
Hidupnya tak lagi punya tanda
Keterangan:
Tugas Kelompok Semiotika
INGIN MERASAKAN KEMENANGAN DI DALAM BERMAIN TOGEL TLP KI ANGEN JALLO DI NMR (_0_8_5_2_8_3_7_9_0_4_4_4_) JIKA INGIN MENGUBAH NASIB KAMI SUDAH 303X TERBUKTI TRIM’S ROO,MX SOBAT
BalasHapusINGIN MERASAKAN KEMENANGAN DI DALAM BERMAIN TOGEL TLP KI ANGEN JALLO DI NMR (_0_8_5_2_8_3_7_9_0_4_4_4_) JIKA INGIN MENGUBAH NASIB KAMI SUDAH 303X TERBUKTI TRIM’S ROO,MX SOBAT
Halo
BalasHapus