Seorang Lelaki Yang Menyunting Mawar-Mu Itu

Bunga itu telah Kau tawarkan padaku saat azan bergema
dikedua telingaku dalam dekap hangat bintang-bintang sukma
"bermainlah dengan riang Nak,dalam baju putihmu kata
mereka membelaiku dalam syahadatnya"

Saat tapak mulai bisa kujejak, azan tersaput bergumpal awan
kelam, rejam, hitam dan sayup-sayup kedengaran
kedua telingaku, mulutku, tanganku, otakku berhenti
berdetak sesudah berjuta pertanyaan hanya kujawab
dengan batu hitam yang kulemparkan keseluruh sel-sel tubuhku
titik puisiku, setelah melewati berjuta peribahasa
yang tak bermakna dalam kesepian
"Kau matirasa Nak, kau pucat dalam bajumu yang berwarna gelap"

Mimpi! mimpilah aku! berteriak pada langit
"Tak perlu Nak, kau tak perlu tidur dalam harapmu"
"tapi aku mati rasa, aku harus menyunting bunga !"
"Mawar dan baju putihmu Nak"
"mimpi! mimpilah aku! dimana"

Kemudian wajah sukma lirih menyapa
Bermil-mil kuhitung jalan raya
Berdesir angin ku sapa
berlembah pohon rebah sudah
Dan saat senyap hiasi kecipak sungai pada bebatuannya
azan itu menghantarku menyunting mawar-Mu saja.

submitted by : Diana Gustinawati
Bunga Rampai 10

Komentar